SIARAN PERS
BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
NO: 074/SP/HM/BKPUK/VII/2022
Maksimalkan Bonus Demografi Melalui Pendidikan, Kesehatan, dan Ekonomi
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Deputi Kebijakan Pembangunan akan menyelenggarakan Seminar Bincang Pembangunan seri ke V, di Auditorium Gedung Widya Graha Lantai 2 Kampus BRIN Gatot Subroto, Jakarta. Tema yang diusung tentang Memanfaatkan Bonus Demografi dalam Mengisi Pembangunan dan Memajukan Bangsa, Jumat (29/07).
Jakarta, 28 Juli 2022. Sensus Penduduk (SP) Tahun 2020, menunjukkan jumlah penduduk Indonesia mencapai 270,20 juta jiwa. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 32,56 juta jiwa, dibandingkan dengan hasil SP 2010 sebesar 237,5 juta jiwa, dengan laju pertambahan penduduk per tahun sekitar 1,25 persen. Walaupun terjadi perlambatan dibanding periode 2000-2010 sebesar 1,49 persen, namun jumlah penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai sekitar 318,9 juta jiwa pada tahun 2045.
Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko mengungkapkan, persentase penduduk lansia pada SP 2010, terus mengalami peningkatan dari 7,59 persen, menjadi 9,78 persen. Hal ini menunjukkan, bahwa Indonesia sudah mulai masuk ke dalam struktur penduduk yang menua. “Pada SP 2020, menunjukkan usia produktif mencapai 70,72 persen, sehingga Indonesia masih dalam masa bonus demografi. Artinya, usia produktif lebih tinggi, dibandingkan usia non produktif, sementara bonus demografi akan berakhir pada tahun 2036,” ucapnya.
Handoko menambahkan, untuk mengatasi hal tersebut, perlu dilakukan berbagai program dan strategi, agar kualitas manusia dapat menunjang, dan berperan dalam pembangunan. Aspek kualitas dapat dilakukan dengan jaminan perlindungan sosial, salah satunya adalah peningkatan layanan kesehatan yang mudah diakses.
Lebih lanjut Handoko mengungkapkan berkaitan dengan mendominasinya usia produktif penduduk Indonesia sebagai potensi bonus demografi. “Berarti, kita dihadapkan pada tantangan, untuk meningkatkan kualitas usia produktif, agar dapat memberikan bonus bagi pembangunan nasional. Ukuran kualitas penduduk, mengacu pada capaian IPM (Indeks Pembangunan Manusia), yaitu pendidikan, kesehatan, dan pendapatan/ekonomi,” tuturnya.
“Saya sangat berharap, kegiatan ini dapat menjadi media bagi kita, untuk memahami problematika dari berbagai isu strategis saat ini, dan yang akan datang. Semoga kesempatan ini dapat dioptimalkan untuk mencari solusi yang komprehensif, dalam merumuskan kebijakan yang tepat. Hasil kegiatan ini dapat dijadikan bahan masukan, sebagai acuan bagi para pengambil kebijakan,” imbuhnya.
Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN, Mego Pinandito menyatakan, Pendidikan merupakan komponen utama, karena akan mengubah pola pikir suatu bangsa, menjadi lebih baik, dan terarah. Untuk memajukan generasi muda, penting untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan. “Kemudahan akses pendidikan, didukung prasarana pendidikan yang lengkap. Kemudian, tenaga pendidik yang berkualitas, akan menciptakan masyarakat yang berkualitas,” tambahnya.
Pada bidang kesehatan, lanjut Mego, sebagai investasi jangka panjang, setiap manusia memerlukan kesehatan. Pemerintah sedang berupaya memperbaiki tingkat kesehatan masyarakat dengan berbagai program seperti jaminan kesehatan nasional, akses kesehatan, cakupan tenaga medis, dll. Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan angka harapan hidup manusia.
“Di sisi lain, lapangan pekerjaan sangat berperan, sebagai lahan dan sarana untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Pemerintah harus mempersiapkan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Tentunya masyarakat juga harus mempunyai daya saing dan mampu lebih kreatif untuk menciptakan pekerjaan,” harapnya.